BAB I
PENDAHULUAN
A. latar belakang
Pendidikan merupakan suatu proses budaya untuk meningktkan harakat dan martabat manuisa. Penyelenggaraan pendidikan di indonesia merupakan langkah untuk mewujudkan tujuan negara yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan dikatakan sebagai proses dimana seseorang mengmbangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya didalam masyarakat dimana dia hidup, proses sosial dimana seseorang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah) sehingga dia memperoleh dan mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemempuan individu yang optimum (MKDK IKIP Semrang 1991:2). Pendidikan merupakan suatu proses sosialisasi yang senantiasa mengikuti dinamika masyarakat yang dilaksanakan secara formal. Diharapkan melalui pendidikan para peserta didik dan masyarakat umumya dapat mengamalkan hasil pendidikan dalam besmasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pengertian pendidikan itu sendiri salah satunya telah dinyatakan dalam Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencna untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara akrif mengenmbangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagmaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bansa dan negara (Sanjaya, 2008:2).
Proses pendidikan anak merupakan faktor penting yang perlu mendapat perhatian, pendidikan merupakan suatu prooses untuk mempersiapkan anak didik mencapai kedewasaan. Pendidikan mengandung pengertian suatu usaha yang dilaksanakan secara teratur dan sistematis untuk mendewasakan anak didik dengan memberikan berbagai ilmu pengetahuan, melatih berbagai keterampilan dan penampilan tentang nilai-nilai dan sikap hidup yang baik.
Dewasa kini pendidikan sekolah menjadi makin penting dan mencakup ruang lingkup yang lebih luas, masyarakat modern menuntut adanya pendidikan sekolah yang bersifat masal, untuk itu masyarakat modern mencurahkan investasinya kepada institusi-institusi pendidikan, pendidikan sekolah mempunyai dua aspek penting yaitu aspek individaul dan aspek sosial. Pendidikan disatu sisi bertugas mmepengaruhi dan menciptakan kondisi yang memungkinkan perkembangan anak secara optimal, dipihak lain pendidikan sekolah bertugas mendidik anak agar mengabdikan diri pada masyrakat (Vembrianto, 1978:92).
Memberikn dan menikmati pendidikan, bukan hanya anak yang normal saja, tetapi untuk anak yang mempunyai kekurangan pun berhak untuk mendapat pendidikan yang layak. Karena bagaimanpun keadaan fisik dan mental seseorang anak tetap memerlukan bimbingan untuk mendewasakan diri dalam lingkungan masyaraakat. Anak-anak yang memiliki kekurangan fisik diantaranya ank-anak tunagrahita dimana merekan juga membutuhkan bimbingan dan pendidikan guna kesejahteraan hidup mereka dimasyarakat.
Anak yang mempunyai tingkat kemampuan dibawah rerata atau sering dsebut anak tunagrahita merupkan salah satu dari sekian anak berkebutuhan khusus. Di indonesia jumlah para penderita tunagrahita cukup banyak. Hal itu dapat dilihat dari banak nya lembaga pendidikan yang peduli pada anak tunagrahita. Salah satunya adalah SLB C/C1 yang berada dibawah naungan YPAC Semrang.
SLB C/C1 YPAC Semarang merupakan salah satu sekolah luar biasa yang ada dikota semarang yang menyelenggarakan pendidikan khusus bagi anak-anak tunagrahita. SLB ini diperuntukan bagi anak-anak yang memiliki kemampuan intelektual dibawah rerata atau anak dengan skor IQ 70 ke bawah.
Program pengajaran di SLB C/C1 tentu berbeda dengan sekolah biasa menyesuaikan dengan kemampuan mereka. Teknik penyampaian materi dan metode mengajar yang didunakan tenaga pengajar juga berbeda dengan sekolah reguler. Di sekolah ini guru dituntut untk menyuseaikan dengan kemampuan mereka yang terbatas.
Selama pendidiakn bagi ank-anak yang memiliki kekurangan fisik maupun mental sedikit sekali mendapat perhatian dari berbagai pihak termasuk dari pemerintah. Belum banyak masyarakat yang mengetahui keberadaan dan fungsi dari sekolah luar biasa sebagi lembaga pendidikan yang diperuntukan bagi anak-anak yang memiliki kekurangan fisik dan mental.
Seiring dengan pesatnya ilmu pengetahuan dan teknlogi maka bagi mereka yang mempunyai kelainan juga berhak memperoleh pendidikan. Dukungan dari masyarakat untuk menerima orang yang berkekurangan dan partisipasi dari keluarga sangatlah diperlukan bagi perkembangan si anak yang memiliki kelainan tersebut.
Berbicara tentang penyelenggaraan prndidikan di sekolah baik itu sekolah untuk anak-anak normal maupun untuk anak-anak yang menyandang cacat, tentu tidak terlepasa dari peran serta guru dalam melaksanakan proses pembelajaran siswa yang diwujudkan dalam bentuk interaksi belajar mengajar, baik antara pendidik dengan pendidika lainnya, pendidik dengan peserta didik, maupun pdeserta didik dengan peserta didik dan lingkungannya. Dalam menyelenggarakan pembelajaran formal, pendidik berpedoman pada rencana dan pengaturan tentang pendidikan, yang berkesuluruhannya dikemas dalam bentk kurikulum.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasrkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berukut:
1. Bagaimanakah pola interaksi yang ada di SLB C/C1 YPAC Semarang?
2. Bagimakah kurikulum yang dipergunakan oleh SLB C/C1 YPAC semarang?
3. Bagaimana proses penilaian atau evaluasi guru terhadap peserta didik tuna grahita?
C. MANFAAT PENELITIAN
Secara teoritis manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain sebagi berikut:
1. Penelitian ini diharpkan mampu memberikan sebuah kajian ilmiah tentang Sekolah Luar Biasa C/C1 YPAC Semarang.
2. Penelitian ini mampu menambah pustaka sebagai penyempurnaan pendidikan di indonesia khususny pendidikan di SLB C/C1 YPAC Semarang.
Secara praktis manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti diperoleh informasi tentang kondisi di SLB C/C1 YPAC Semarang.
2. Bagi masyarakat dapat dijadikan sebagi informasi tentang pola pendidikan anak di SLB C/C1 YPAC Semarang khususnya untuk anak-anak tunagrahita.
3. Dapat dijadikan masukan bagi para guru sebagi bahan untuk menentuka kebijakan dalam penyelenggaraan pendidkan di SLB C/C1 YPAC Semarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar