Slide Title 1

Aenean quis facilisis massa. Cras justo odio, scelerisque nec dignissim quis, cursus a odio. Duis ut dui vel purus aliquet tristique.

Slide Title 2

Morbi quis tellus eu turpis lacinia pharetra non eget lectus. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; Donec.

Slide Title 3

In ornare lacus sit amet est aliquet ac tincidunt tellus semper. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Kamis, 23 Februari 2012

Peningkatan Kreativitas Menulis Ilmiah

Ada wacana yang menyebutkan bahwa mulai bulan Agustus tahun  2012. Syarat kelulusan mahasiswa strata 1, strata 2 dan strata 3, harus mampu mempublikasikan jurnal ilmiah. Wacana tersebut dikemukakan oleh Dirjen salah satu Perguruan tinggi yang ada di Indonesia.
Dengan adanya wacana tersebut, membuat sedikit banyak mahasiswa menjadikanya momok yang sangat menakutkan, terutama bagi mahasiswa yang “notabennya” kurang lihai dalam hal tulis menulis, apalagi berupa tulisan ilmiah. Karena pada kenyataanya mahasiswa yang pandai berpidato (berbicara ) di depan umum saja belum tentu pandai merumuskannya ke dalam bahasa tulis.
Akan tetapi wacana tersebut tidak serta merta menimbulkan rasa takut bagi mahasiswa, pandangan bijak lain yang berkembang adalah menjadikan wacana tersebut sebagai motivasi dalam mengembangkan keterampilan menulis, khusunya tulisan ilmiah.
Terlaksana atau tidaknya dan baik atau buruknya wacana tersebut, tergantung semua pihak yang terkait menanggapinya.

Sumber : Surat kabar Suara Merdeka




Jumat, 30 Desember 2011

DINAMIKA KEBUDAYAAN

A.   PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Secara naluriah, manusia selalu didorong untuk memelihara kelangsungan hidup, memiliki rasa ingin tahu, keinginan untuk hidup secara lebih baik, dan sebagainya. Oleh karena itu manusia menggunakan kemampuan akalnya untuk membudayakan diri dan memanfaatkan ligkungan sekitarnya.
Koentjaraningrat  mengatakan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan system gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Pengertian di atas menunjukkan bahwa hampir seluruh tindakan manusia merupakan kebudayaan karena memang sangat sedikit dari tindakan manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang tidak diperoleh melalui belajar. Beberapa tindakan manusia yang diperoleh dengan tanpa melalui belajar di antaranya adalah beberapa tindakan yang bersifat naluri atau refleks,       beberapa tindakan akibat proses fisioplogi, atau beberapa    tindakan yang dilakukan dalam keadaan kalap (membabi buta).
Ditinjau dari segi peristilahan, kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta, yakni buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti akal. Mengacu pada istilah ini, maka kebudayaan dapat diartikan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Namun demikian, ada juga ahli lain yang menganalisis bahwa kata budaya merupakan perkembangan dari kata majemuk budi-daya yang berarti daya dari budi. Atas dasar pemikiran ini, maka antara budaya dengan kebudayaan mengandung pengertian yang berbeda. Budaya merupakan daya dari budi yang berupa cipta, rasa, dan karsa. Sedangkan kebudayaan merupakan hasil dari cipta, rasa, dan karsa. Dengan kemampuan akalnya manusia dapat memanfaatkan dan mengolah sumber daya alam untuk   melangsungkan kehidupannya.
Cipta merupakan bagian dari jiwa manusia yang bersifat abstrak yang merupakan pusat dari intelegensi manusia. Cipta inilah yang akan menghasilkan aneka macam ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Rasa merupakan bagian jiwa manusia yang bersifat abstrak yang merupakan pusat dari segala macam pertimbangan keras-lemah, baik-buruk, indah-tidak indah, dan lain sebagainya. Rasa inilah yang akan menghasilkan aneka macam sistem nilai, sistem norma, estetika, untuk selanjutnya berkembang menjadi adat istiadat.
Sedangkan karsa merupakan bagian jiwa yang bersifat abstrak yang merupakan pusat dari segala macam kehendak dan nafsu. Kehendak sangat berfariasi dan jumlahnya sangat banyak. Semakin tinggi tingkat peradaban manusia, biasanya juga akan semakin tinggi pula kehendak yang dimilikinya. Sementara, pada masyarakat yang masih terbelakang, biasanya tidak memiliki kehendak yang bermacam-macam.
Perlu dibedakan antara pengertian kebudayaan dengan pengertian peradaban. Peradaban yang dalam istilah Inggrisnya adalah civilization biasanya dipakai untuk menyebut bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus, maju, dan indah, seperti kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, dan sebagainya. Istilah peradaban sering juga dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, ilmu pengetahuan, seni bangunan, seni rupa, dan lain sebagainya.

B.   UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan terdiri dari tiga wujud, yaitu: (1) wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya, (2) wujud kebudayaan sebagai suatu kompkleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat, dan (3) wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Wujud yang pertama disebut juga dengan kebudayaan ideal karena merupakan wujud yang bersifat abstrak karena terdapat di dalam kepala atau di dalam pikiran manusia, tidak dapat diraba maupun dilukis. Namun demikian, isi pikiran manusia tersebut dapat dituangkan dalam bentuk karangan-karangan atau buku-buku hasil karya yang dapat disimpan di perpustakaan, disk, koleksi microfilm, dan sebagainya.
Alam pikiran manusia merupakan suatu sistem yang saling berkaitan satu sama lain yang dikenal dengan istilah sistem budaya atau cultural system. Istilah yang tepat dalam bahasa Indonesianya adalah adat atau adat-istiadat. Wujud yang kedua dikenal juga dengan istilah sistem sosial atau social system. Sistem sosial merupakan suatu tindakan berpola dari manusia itu sendiri yang terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia dalam berinteraksi dan bergaul satu sama lain yang berlangsung dari waktu ke waktu. Sistem sosial ini bersifat nyata sehingga dapat diamati dan dapat didokumentasikan.
Wujud ketiga dari kebudayaan disebut juga dengan kebudayaan    fisik (artifacts), yakni seluruh hasil aktivitas, hasil perbuatan, dan hasil karya manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, wujud ketiga ini merupakan wujud yang paling nyata yang dapat diamati dan dapat diraba.
Dalam kehidupan bermasyarakat, ketiga wujud kebudayaan tersebut tidak dapat dipisah pisahkan satu sama lain. Kebudayaan ideal dan adat istiadat mengatur dan sekaligus member pedoman terhadap segala tindakan dan karya manusia. Selanjutnya, gagasan-gagasan, tindakan-tindakan, dan karya manusia akan menghasilkan benda-benda yang merupakan bentuk fisik           dari kebudayaan         itu sendiri.     
Sebaliknya, kebudayaan         fisik yang telah dihasilkan akan membentuk lingkungan hidup tersendiri yang akan mempengaruhi pola-pola berpikir dan pola-pola perilaku bagi masyarakat yang ada di lingkungan sekitarnya.

C.   SUBSTANSI KEBUDAYAAN
1.      Macam-Macam Substansi Kebudayaan
Secara umum setiap sistem budaya memiliki substansi yang di antaranya berupa pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos ekerja. Beberapa unsur kebudayaan tersebut sangat berpengaruh bagi terbentuknya kepribadian.
a.    Pengetahuan
Pengetahuan dapat dikatakan sebagai dugaan-dugaan (hipotesa) yang telah teruji kebenarannya, baik melalui teori-teori tertentu maupun melalui pengalaman langsung dalam kehidupan nyata. Misalnya: air akan mendidih pada suhu 100 derajat Celsius, angin bertiup dari tekanan udara yang tinggi menuju tekanan udara yang rendah, pada musim penghujan berbagai macam tanaman akan tumbuh dengan subur, rajin pangkal pandai   hemat pangkal kaya, dan lain sebagainya. Manusia sangat memerlukan pengetahuan dalam   melangsungkan kehidupannya.
b.    Nilai
Nilai merupakan segala sesuatu yang dianggap berharga, dianggap baik, dan   dianggap benar yang telah diterima dan disepakati bersama dalam kehidupan masyarakat. selanjutnya, nilai tersebut dijadikan pedoman oleh setiap warga masyarakat dalam melaksanakan    kegiatan hidup sehari-hari.
Prof. Notonegoro mengklasifikasikan nilai menjadi tiga bagian, yaitu:
1)        Nilai Material
Nilai material merupakan nilai yang terkandung dalam suatu benda karena memiliki
kegunaan sebagai bahan pembuatan barang tertentu, seperti pasir, batu, tembaga, emas   batu bara, dan sebagainya.
2)        Nilai Vital
Nilai vital adalah nilai yang terkandung di dalam suatu benda sebagai akibat dari kegu-
naan atau fungsi yang ditimbulkan dari benda yang bersangkutan. Misalnya: gergaji memiliki nilai untuk memotong kayu, kapak memiliki nilai untuk membelah kayu, kendaraan
memiliki nilai sebagai alat transportasi, kalkulator memiliki nilai sebagai mesin hitung, dan sebagainya.
3)        Nilai Spiritual
Nilai spiritual adalah nilai yang terkandung di dalam jiwa manusia. Nilai spiritual ini
bersifat abstrak yang meliputi nilai religius,  nilaiestetika, dan nilai moral. Nilai religious merupakan nilai-nilai kebenaran yang terkandung di dalam suatu ajaran agama atau kepercayaan tertentu. Nilai estetika merupakan nilai keindahan yang terdapat dalam suatu benda. Sedangkan nilai moral merupakan nilai mengenai baik buruknya perilaku manusia.
c.    Pandangan Hidup
Pandangan hidup merupakan suatu prinsip yang dianut oleh seseorang atau sekelompok orang. Pandangan hidup seseorang sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman hidup yang dimiliki. Sifat dari suatu pandangan hidup sangat abstrak karena hanya terdapat di dalam jiwa manusia. Namun demikian, pandangan hidup tersebut sangat berpengaruh terhadap persepsi, sikap,  dan perilaku seseorang. Pada masyarakat Indonesia, Pancasila dianggap sebagai pandangan hidup bangsa, artinya Pancasila telah tumbuh dan berkembang pada masyarakat Indonesia sehingga menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
d.    Kepercayaan
Kepercayaan merupakan pandangan hidup yang telah menyatu dan mendarah daging pada diri manusia, baik secara individual maupun secara kolektif, sehingga menjadi dasar dalam berpikir, bersikap, dan berperilaku. Dikaitkan dengan kehidupan keagamaan, kepercayaan diimplementasikan dalam bentuk iman dan taqwa kepada Tuhan yang Maha esa. 64 Sosiologi SMA dan MA Kelas XI IPS Dalam konteks seperti ini, kepercayaan akan berkembang secara sistematis dengan para pengikut yang fanatis.
e.    Persepsi
Persepsi merupakan pandangan seseorang terhadap sesuatu hal. Antara orang yang  satu dengan orang yang lain tidak selalu memiliki persepsi yang sama terhadap suatu hal. Hal ini disebabkan karena adanya perb edaan sudut pandang yang dimiliki oleh masing-masing orang. Biasanya persepsi akan tampak dalam bentuk perilaku yang ditunjukkan oleh  seseorang.
f.     Etos Kerja
Penemuan-penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seperti di atas menunjukkan adanya etos kerja yang tinggi  etos kerja merupakan prinsip-prinsip yang dimiliki oleh seseorang dalam hubungan- nya dengan semangat kerja. etos kerja seseorang dipengaruhi dua faktor, yaitu:
a). factor lingkungan budaya, dan
b). faktor potensi individual.
2.      Perubahan masyarakat dan Kebudayaan
Kebudayaan yang dihasilkan oleh masyarakat bersifat universal, artinya masyarakat pada tingkatan apapun pasti memiliki struktur budaya tertentu sebagai hasil pergaulan hidup dan sekaligus sebagai hasil dari proses pembelajaran. Struktur budaya yang telah dimiliki tersebut akan dilaksanakan, dipertahankan, dan dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari. Makin rasional pola pemikiran yang dimiliki oleh masyarakat, maka kebudayaannya pun akan berkembang sesuai dengan pola pikir yang rasional sehingga jumlah dan jenis kebudayaan akan    semakin banyak, semakin lengkap, semakin efisien,dan semakin            efektif.
Namun demikian, pada dasarnya setiap budaya memiliki sifat-sifat yang relatif sama, yakni:
a.    Dimiliki bersama oleh suatu kelompok masyarakat,
b.    Budaya cenderung bertahan dan berubah sesuai dengan situasi yang dialami oleh masyarakat yang bersangkutan,
c.    budaya berfungsi membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup (kebutuhan biologis,kebutuhan sosial, dan kebutuhan psikologis) sebagai hasil adaptasi dan upaya manusia dalam memanfaatkan dan mengolah lingkungan, dan
d.    budaya diperoleh melalui proses belajar dalam kehidupan masyarakat dan lingkungan hidupnya.
Seperti yang disebutkan di atas bahwa salah satu sifat kebudayaan adalah senantiasa berubah, baik struktur sosial maupun struktur budayanya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya perubahan suatu kebudayaan adalah sebagai berikut:
a.    Kondisi lingkungan alam
Lingkungan alam meliputi iklim, kondisi tanah, kondisi flora dan fauna, letak geografis dan sebagainya. Makin potensial dan makin strategis suatu lingkungan alam (sebagai permukiman) akan semakin mendukung terhadap terjadinya proses perubahan. Hal ini  dimungkinkan karena lingkungan alam yang potensial dan strategis akan menjadi jaminan bagi keberlanjutan kehidupan dan kreativitas masyarakat yang menempatinya.
b.     Kondisi sosiografis
Kondisi sosiografis  merupakan         suatu gambaran tentang penduduk yang meliputi jumlah dan kualitasnya. Makin besar jumlah penduduk dan makin tinggi kualitasnya akan mempercepat terjadinya proses perubahan pada masyarakat tersebut. Sebaliknya, semakin sedikit jumlah penduduk dan semakin rendah kualitasnya akan berdampak pada lambatnya proses perubahan pada masyarakat tersebut.
c.    Kondisi hubungan antarmasyarakat
Perubahan kebudayaan juga bisa disebabkan oleh faktor frekuensi hubungan antar masyarakat. Semakin tinggi frekuensi hubungan antarmasyarakat akan mempercepat    terjadinya proses perubahan. Sebaliknya, semakin rendah frekuensi hubungan antar-  masyarakat akan membuat proses perubahan berjalan secara lamban.



Selasa, 27 Desember 2011

konsekuensi masyarakat multikultural

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Satuan Pendidikan                  :
Kelas                                       : XI (Sebelas)
Semester                                 : 2 (Genap)
Program                                  :  -
Mata Pelajaran                       : Sosiologi
Jumlah Pertemuan                  : 6 x Pertemuan

A.       Standar Kompetensi
Mendeskripsikan kelompok sosial dalam masyarakat multikultural

B.        Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan berbagai kelompok sosial dalam masyarakat multikultural

C.        Indikator
1.    Mendefinisikan kelompok  sosial
2.    Mendeskripsikan syarat terbentuknya kelompok sosial
3.    Mengidentifikasi macam-macam kelompok sosial
4.    Mengidentifikasi kelompok sosial yang tidak teratur
5.    Mendeskripsikan masyarakat setempat

D.       Tujuan Pembelajaran
1.    Siswa dapat mendeskripsikan kelompok sosial
2.    Siswa dapat mendeskripsikan syarat terbentuknya kelompok sosial
3.    Siswa dapat mengidentifikasi macam-macam kelompok sosial
4.    Siswa dapat mengidentifikasi kelompok sosial yang tidak teratur
5.    Siswa dapat mendeskripsikan masyarakat setempat

E.        Materi Pelajaran
Kelompok Sosial

F.         Alokasi Waktu : 15 x 45 menit

G.       Metode Pembelajaran : Diskusi kelompok, role play, quantum learning, problem solving

H.       Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 JP)
1.    Kegiatan Awal (10’)
·      Menginformasikan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator serta materi pokok yang akan dipelajari di kelas XI IPS
·      Menginformasikan tujuan pembelajaran untuk pertemuan kali ini yaitu mendeskripsikan kelompok sosial sosial
2.    Kegiatan Inti (70’)
·      Eksplorasi
Ø Siswa secara berkelompok mendiskusikan definisi kelompok sosial
Ø Masing-masing kelompok memberikan contoh kelompok sosial
·      Elaborasi
Ø Beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang definisi kelompok sosial
·      Konfirmasi
Ø Guru memberikan konfirmasi dengan mengoreksi pendapat yang salah dan memberikan penegasan pada jawaban yang benar
Ø Kelompok yang mengajukan jawaban yang kurang tepat diharapkan memperbaiki jawaban tersebut
3.    Kegiatan Akhir (10’)
·      Memberi postest kepada siswa secara lisan untuk menggugah ingatan siswa terahadap materi pelajaran
·      Menunjuk beberapa orang siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari

Pertemuan 2 (1 JP)
1.    Kegiatan Awal (5’)
·      Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi pelajaran yang lalu untuk mengulang kembali materi yang telah diajarkan
·      Menginformasikan tujuan pembelajaran untuk pertemuan kali ini yaitu mengkaji tentang proses terbentuknya kelompok sosial
2.    Kegiatan Inti (30’)
·      Eksplorasi
Ø Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
Ø Tiap-tiap kelompok mendiskusikan tentang proses terbentuknya kelompok sosial
·      Elaborasi
Ø Beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusi
·      Konfirmasi
Ø Guru memberikan tanggapan terhadap performans dari siswa dengan memberikan penilaian apakah siswa telah memahami tentang proses terbentuknya kelompok sosial
Ø Guru memberikan koreksi terhadap diskusi yang tidak relevan dengan konsep proses terbentuknya kelompok sosial
3.    Kegiatan Akhir (10’)
·      Memberikan pertanyaan postes tentang materi yang telah dipelajari
·      Menunjuk beberapa orang siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran pada pertemuan ini

Pertemuan 3 (3 JP)
1.    Kegiatan Awal (10’)
·      Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi pelajaran yang lalu yaitu konsep proses terbentuknya kelompok sosial
·      Menginformasikan tujuan pembelajaran untuk pertemuan kali ini yaitu mengkaji tentang syarat terbentuknya kelompok sosial
2.    Kegiatan Inti (115’)
·      Eksplorasi
Ø Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
Ø Tiap-tiap kelompok berdiskusi untuk membuat performans tentang syarat terbentuknya kelompok sosial
Ø Kelompok 1 menampilkan tentang terbentuknya kelompok karena persamaan nasib
Ø Kelompok 2 menampilkan tentang terbentuknya kelompok karena persamaan kepentingan
Ø Kelompok 3 menampilkan tentang terbentuknya kelompok karena persamaan tujuan
Ø Kelompok 4 menampilkan tentang terbentuknya kelompok karena persamaan ideologi politik
Ø Kelompok 5 menampilkan tentang terbentuknya kelompok karena persamaan musuh
·      Elaborasi
Ø Siswa secara berkelompok menampilkan performans dari syarat terbentuknya kelompok yang telah ditetapkan
Ø Siswa dari kelompok lain memperhatikan performans yang ditampilkan
·      Konfirmasi
Ø Guru memberikan tanggapan terhadap performans dari siswa dengan memberikan penilaian apakah siswa telah memahami tentang syarat terbentuknya kelompok
Ø Guru memberikan koreksi terhadap performans yang tidak relevan dengan materi
3.    Kegiatan Akhir (10’)
·      Mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan
·      Meminta beberapa orang siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran.


Pertemuan 4 (3 JP)
1.    Kegiatan Awal (10’)
·      Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi pelajaran yang lalu untuk mengulang kembali materi yang telah diajarkan
·      Menginformasikan tujuan pembelajaran untuk pertemuan kali ini yaitu klasifikasi kelompok sosial
2.    Kegiatan Inti (115’)
·      Eksplorasi
Ø Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
Ø Tiap-tiap kelompok berdiskusi untuk membuat performans tentang syarat klasifikasi kelompok sosial
Ø Kelompok 1 menampilkan tentang klasifikasi kelompok berdasarkan besar kecilnya anggota kelompok
Ø Kelompok 2 menampilkan tentang klasifikasi kelompok berdasarkan derajat interaksi dalam kelompok
Ø Kelompok 3 menampilkan tentang klasifikasi kelompok berdasarkan kepentingan dan wilayah
Ø Kelompok 4 menampilkan tentang klasifikasi kelompok berdasarkan kelangsungan kepentingan
Ø Kelompok 5 menampilkan tentang klasifikasi kelompok berdasarkan derajat organisasi
·      Elaborasi
Ø Masing-masing kelompok menampilkan performans tentang klasifikasi kelompok sosial
Ø Kelompok lain memperhatikan performans dan memberikan kritik dan saran kepada kelompok yang tampil
·      Konfirmasi
Ø Guru memberikan tanggapan terhadap performans dari siswa dengan memberikan penilaian apakah siswa telah memahami tentang klasifikasi kelompok sosial
Ø Guru memberikan koreksi terhadap performans yang tidak relevan dengan klasifikasi kelompok sosial
3.    Kegiatan Akhir (10’)
·      Mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan
·      Meminta beberapa orang siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran.

Pertemuan 5 (3 JP)
1.    Kegiatan Awal (10’)
·      Memberikan kesempatan kepada siswa membaca materi pelajaran pada pertemuan yang lalu
·      Memberikan beberapa pertanyaan untuk mengulang materi yang telah diajarkan
·      Menginformasikan tujuan pembelajaran untuk pertemuan kali ini yaitu melanjutkan klasifikasi kelompok sosial
2.    Kegiatan Inti (115’)
·      Eksplorasi
Ø Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
Ø Masing-masing kelompok mempersiapkan performans tentang klasifikasi kelompok sosial
Ø Kelompok 1 mengkaji tentang kelompok dari sudut pandang individu
Ø Kelompok 2 mengkaji tentang ingroup
Ø Kelompok 3 mengkaji tentang outgroup
Ø Kelompok 4 mengkaji tentang kelompok primer
Ø Kelompok 5 mengkaji tentang kelompok sekunder
Ø Kelompok 6 mengkaji tentang paguyuban
Ø Kelompok 7 mengkaji tentang patembayan
Ø Kelompok 8 mengkaji tentang formal group
·      Elaborasi
Ø Secara bergantian tiap-tiap kelompok menampilkan performans berupa parodi atau drama singkat
Ø Kelompok lain memberikan tanggapan terhadap performans dari suatu kelompok
·      Konfirmasi
Ø Guru memberikan tanggapan terhadap performans dari siswa dengan memberikan penilaian apakah siswa telah memahami tentang klasifikasi kelompok sosial
Ø Guru memberikan koreksi terhadap tanggapan atau jawaban yang tidak relevan dengan materi pelajaran
3.    Kegiatan Akhir (10’)
·      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang telah diajarkan
·      Menunjuk beberapa orang siswa untuk memberikan kesimpulan materi yang telah diajarkan

Pertemuan 6 (3 JP)
1.    Kegiatan Awal (10’)
·      Memberikan beberapa pertanyaan untuk mengulang materi yang telah diajarkan
·      Menginformasikan tujuan pembelajaran untuk pertemuan kali ini yaitu kelompok sosial yang tidak teratur
2.    Kegiatan Inti (115’)
·      Eksplorasi
Ø Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
Ø Guru membagikan kartu soal kepada masing-masing kelompok, masing-masing kelompok mendapatkan tugas untuk membuat performans tentang bentuk-bentuk stratifikasi sosial
Ø Kelompok 1 mengkaji tentang formal audience
Ø Kelompok 2 mengkaji tentang inconvenient aggregations
Ø Kelompok 3 mengkaji tentang panic crowds
Ø Kelompok 4 mengkaji tentang spectator crowds
Ø Kelompok 5 mengkaji tentang acting mobs
Ø Kelompok 6 mengkaji tentang publik
Ø Kelompok 7 mengkaji tentang masyarakat setempat
·      Elaborasi
Ø Secara bergantian tiap-tiap kelompok menampilkan performans tentang kelompok sosial yang tidak teratur
Ø Kelompok lain memberikan tanggapan terhadap performans dari suatu kelompok
·      Konfirmasi
Ø Guru memberikan tanggapan terhadap presentasi dari siswa
Ø Guru memberikan koreksi terhadap tanggapan atau jawaban yang tidak relevan dengan materi pelajaran
3.    Kegiatan Akhir (10’)
·      Guru memberikan tanggapan terhadap performans dari siswa dengan memberikan penilaian apakah siswa telah memahami tentang kelompok sosial yang tidak teratur
·      Guru memberikan koreksi terhadap tanggapan atau jawaban yang tidak relevan dengan materi pelajaran

I.          Sumber belajar 
     1. Wikipedia ensiklopedi, Sosiologi suatu pengantar (Soerjono Seokanto),  Sosiologi (Paul B Horton dan Charles L Hunt)
     2. Sumber dari artikel, internet dan bahan lain yang relevan   

J.          Penilaian Penilaian Performans
1.                                    Performans tentang struktur sosial
2.                                    Aspek yang dinilai:
Kecakapan akademis
Kecakapan sosial
3.                                    Pedoman penskoran:
  


FORMAT PENILAIAN PERFORMANS TENTANG KELOMPOK SOSIAL



No.
Aspek Yang Dinilai

Nama
Siswa
Kecakapan Akademis
Kecakapan Sosial
Penguasaan Konsep
Pengembangan Konsep
Penghayatan peran
Intonasi suara
ekspresi
1.






2.






3.






4.






5.






6.






7.






8.








Semarang, 27 Desember 2011


Mengetahui,

Kepala Sekolah                                                                        Guru Mata Pelajaran
                                                                                                           



Totok Rochana                                                                      Tia Sajida       
NIP                                                                                          NIM. 3401409O16