Kamis, 01 Desember 2011

Agama dan solidaritas sosial

A.         judul : Peringatan Hari Raya Idul Adha Sebagai Wahana Solidaritas Sosial.
B.       konsep
            Agama menurut Emile Durkheim, ‘ the elementaryform of religion life (1912)’.  Yang berarti bahwa, agama berfungsi untuk memebentuk masyarakat, kohesi sosial atau solidariatas sosial, bukan sebaliknya.
            Secara etimologi arti solidaritas adalah kesetiakawanan atau kekompakkan. Dalam bahasa Arab berarti tadhamun atau takaful. Islam adalah agama yang mempunyai unsur syariah, akidah, muamalah dan akhlak. Kejayaan Islam juga sudah terbukti membentang dalam peradaban manusia. Nilai-nilai Islam yang terpancar dan dirasakan oleh umat manusia, adalah suatu hal yang tidak bisa diukur dengan harta benda, karena dia berasal dari Yang Maha Kuasa. Solidaritas salah satu bagian dari nilai Islam yang humanistik-transendental.
C.      Deskripsi Idul Adha
Idul Adha atau hari raya haji yang jatuh pada tanggal 10 dzulhijah adalah sebuah hari raya Islam. Pada hari ini diperingati peristiwa kurban, yaitu ketika nabi Ibrahim (Abraham), yang bersedia untuk mengorbankan putranya Ismail untuk Allah, akan mengorbankan putranya Ismail, kemudian digantikan oleh-Nya dengan domba.
 Pada bulan Dzulhijah umat Islam diseluruh dunia berkesempatan untuk menunaikan rukun Islam yang terakhir yakni Ibadah Haji yang dipandang sebagai rukun pamungkas, penyempurna rukun Islam. Dalam ibadah ini umat Islam dari seluruh dunia berkumpul di kota Makkah untuk melaksanakan proses-proses ritual ibadah haji yang diawali dengan wukuf di Arafah hingga Thawaf Wada’ atau Thawaf perpisahan yang dilaksanakan pada saat meninggalkan kota Makkah.


D.      Peringatan hari raya idul adha berkaitan dengan solidaritas sosial.
Seperti yang dikemukakakn oleh emile durkheim bahwa agama berfungsi membentuk kohesi masyarakat atau solidaritas sosial dapat dilihat secara nyata dalam ritual keagamaan idul adha, dimana pada bulan dzulhijah umat islam di seluruh dunia pada umumnya dan umat islam yang mmapu secara materi pada khusunya, dapat menunaikan ibadah haji yang merupakan rukun terakhir dari rukun islam. Dalam ritual ibadah haji seluruh umat yang sedang  menunaikan ibadah haji berkumpul di kota Makkah untuk melaksanakan proses-proses ritual ibadah haji yang diawali dengan wukuf di Arafah hingga Thawaf Wada’ atau Thawaf perpisahan yang dilaksanakan pada saat meninggalkan kota Makkah.
Dalam pelaksanaan ibadah ini umat islam berkumpul dengan menanggalkan segala macam status yang disandangnya tanpa memandang status sosial, kaya dan miskin, pejabat dan rakyat, kulit hitam dan kulit putih, berbagai ras didunia tanpa memandang perbedaan semua berjalan seirama melaksanakan urutan-urutan ibadah dengan satu semangat persatuan Islam dalam rangka menegakkan agama Allah dan menaati perintahNya. Hal tersebut jelas menggambarkan bahwa agama memang berfungsi memebentuk masyarakat tanpa harus m  embawa diskriminasi dan mneghapuskan strarifikasi sosial.
Solidaritas sosial dari perayaan iduk adha tidak hanya dapt digambarkan elalui para umat islam yang mampu menunaikan ibadah haji di makkah saja, meainkan solidaritas sosial juga dapt dilihat di kalangan masyarakat biasa khusunya di Indonesia.
Pada hari raya ini, umat Islam berkumpul pada pagi hari dan melakukan salat Ied bersama-sama di tanah lapang, seperti ketika merayakan Idul Fitri. Dari hal tersebut tentu kita dapt melihat bahwa pada saat merryakan idul adaha seluruh umat islam rela meninggalkan semua aktivitas atau pekerjaan dan kepentinganya untuk berkumpul bersama-sama dan menjalanjkan sholat Ied. Selepas menjalankan ibadah sholat ied, dilakukan penyembelihan hewan kurban, untuk memperingati perintah Allah kepada Nabi Ibrahim yang menyembelih domba sebagai pengganti putranya. Dalam penyembelihan hewan kurban  kita melihat, mengikuti bahkan ada diantara kita yang melaksanakan ibadah kurban dengan menyembelih binatang ternak. baik dengan kambing, sapi, unta ataupun kerbau. yang kemudian daging kurban tersebur dibagi bagikan kepada para tetangga, kerabat dan fakir miskin.
Mengapa idul adha merupakan wahana solidaritas sosial ??, karena dengan berkurban kita diajarkan untuk dapat melatih kepekaan sosial dan berbagi dengan saudara-saudara kita yang belum beruntung dalam hal kesejahteraan. Sehingga dengan berkurban dapat menjadi pedoman kita untuk menjaga rasa kepedulian sosial kita. Berkurban pada saat sekarang ini bak pelita didalam kegelapan, dimana dengan situasi ekonomi yang sedang terpuruk daging kurban menjadi kebahagiaan dan suatu berkah yang besar bagi saudara-saudara kita yang hanya bisa menikmati rasanya daging hanya pada hari raya idul adha jadi idul adaha tidak haya dirasakan atau dirayakan oleh orang-oarang yang memiliki tingkat ekonomi yang tinggi aj, melainkan idul adaha dapat dirayaan dan dirasakna oleh semua umat isalam.

1 komentar:

  1. sudah bagus isinya....hanya penulisannya saja yang perlu diperhatikan beserta tata letaknya..hehe

    BalasHapus